Magang Bergaji UMP Batch II Bidik 80 Ribu Lulusan Baru pada November 2025
- account_circle M. Rizky Hidayatullah
- calendar_month Sel, 14 Okt 2025
- visibility 56
- comment 0 komentar

Prof. Yassierli, S.T., M.T., PH.D. (Foto: Istimewa)
Jakarta, Pikirkan.com – Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan akan kembali membuka Program Magang Bergaji batch II pada November 2025. Program ini menargetkan sebanyak 80.000 peserta dari kalangan lulusan baru (fresh graduate), dengan pemberian insentif sebesar Rp3,3 juta per bulan.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menjelaskan bahwa jumlah peserta pada batch II ini meningkat signifikan dibandingkan dengan batch I yang hanya menampung 20.000 peserta. “Batch I sebanyak 20 ribu peserta, dan ketika sudah berjalan dengan baik, kami menyiapkan batch II sebesar 80 ribu. Targetnya pertengahan November sudah mulai berjalan,” ujar Yassierli dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Senin (13/10).
Dalam pelaksanaannya, pemerintah akan memperluas cakupan lembaga pemberi magang. Tidak hanya perusahaan swasta, namun juga instansi pemerintah di berbagai tingkat akan dilibatkan. “Pada batch II, kami memperluas partisipasi ke kementerian, lembaga, serta badan pemerintah pusat dan daerah. Hal ini sesuai arahan Presiden agar kesempatan tersebar merata di seluruh provinsi,” tambah Yassierli.
Program magang kali ini juga akan membuka peluang bagi lulusan diploma selain sarjana. “Peserta tidak terbatas pada sarjana. Ada beberapa posisi yang diperuntukkan bagi lulusan diploma, sehingga lebih banyak generasi muda yang dapat berpartisipasi,” ungkapnya.
Berdasarkan data terbaru Kementerian Ketenagakerjaan, tercatat sebanyak 105.000 lulusan baru telah mendaftar dari total target 200.000 pendaftar. Hingga saat ini, terdapat 1.147 perusahaan yang telah membuka lowongan dalam program tersebut.
Lebih lanjut, Yassierli menyampaikan bahwa program magang pemerintah ini akan menjadi agenda berkelanjutan. “Telah ada arahan dari Bapak Presiden bahwa program ini akan terus dilaksanakan pada 2026 dan tahun-tahun berikutnya. Jadi ini bukan program sementara, melainkan bagian dari strategi jangka panjang peningkatan kompetensi tenaga kerja muda,” tegasnya.
- Penulis: M. Rizky Hidayatullah

 
     
     
         
                
                 
         
         
         
         
         
         
                
                 
     
                     
         
         
         
         
             
         
            
Saat ini belum ada komentar